--

Judul Buku  : Pudarnya Pesona Cleoptra

Penulis        : Habiburahman El Shirazy
Penerbit      : Republika
Cetakan      : 2, Februari 2006
Tebal           : 111 Halaman

Cerita ini berawal dari setting latar belakang budaya jawa yang terkenal dengan penghormatan terhadap figure dan bakti pada orang tua. Selain itu tentunya dibalut juga dengan religi, ciri khas sang penulis. Cerita cinta antara 2 tokoh utama dalam novel ini, yaitu "AKU" dan Raihana.

Dimulai saat keduanya harus disatukan oleh sebuah perjodohan yang mungkin akan terdengar konyol diera abad 21 ini. Berbeda dengan sosok berbeda dengan sosok Raihana yang benar-benar merupakan cerminan wanita Jawa, selalu manut dan pasrah pada keadaan dengan penuh kesabaran. si Aku justru berbanding terbalik dalam menyikapi takdir tersebut
read more.

Entah apa yang ada di benakku ini, sehingga Aku menjalani sebuah ikatan pernikahan tanpa cinta. Aku yang terlalu berharap mendapatkan gadis-gadis Mesir layaknya titisan cleopatra kini telah lenyap dalam kegelapan ketika aku menikahi sosok Raihana yang menurut Ibu dan adikku, Raihana adalah sosok wanita yang memiliki  paras baby face juga seorang hafidzoh (penghafal Al-Quran) meskipun demikian tidak membuatku jatuh hati pada sosok Raihana. Aku yang pernah tinggal dan kuliah di Mesir sangat mendambakan menikah dengan wanita-wanita Mesir, tapi apa mau dikata, semua itu kalah dengan kebaktianku terhaadap Ibu. 

Aku dan Raihana tinggal di Malang, kebetulan aku yang bertugas menjadi dosen di sebuah Universitas di sana. setiap pulang Aku selalu disambut dengan keramahan Raihana, apalagi ketika aku pulang kerja hujan  deras mengguyur kota malang sehingga aku terkena demam dan Raihanalah yang merawatku. Raihana yang mencintai dan patuh pada suami menjalaninya dengan penuh kesabaran dan keridhoan pada Allah SWT.

Waktupun terus berputar dan aku lenyap dalam khayalan tanpa memperhatikan komunikasi dengan sang istri. Diruamh bagaikan aku hidup sendiri, tapi Raihana yang ceria dan setia mendampingiku walau dia sedang mengandung anak kami. Aku tidak peduli padanya. Aku pernah marah besar ketika aku tertidur pulas dan bermimpi menikahi seorang wanita Mesir titisan cleoptra. Tiba-tiba Raihana membangunkanku untuk menunaikan shalat subuh. Aku terbangun dengan sangat marah padanya tapi disisi lain Raihana menyadarkanku agar aku menunaikan kewajibanku. Aku tetap kesal sehingga dia berulang-ulang meminta maaf, aku hanya diam dan tidak lama meninggalkannya. Aku semakin hari tergiur dengan keindahannya wanita Mesir , membuatku berkhayal tiap waktu sampai realita kehidupan ku acuhkan. Raihana pada saat itu sedang hamil tua dan ia memutuskan untuk menjalani persalinan dirumah orang tuanya. Tiba-tiba aku merasa kesepian dan rasa kebiasaan Raihana yang selalu menyambutku pada saat pulang ngantor, menyediakan air panas untuk mandi, memberikan teh hangat sebelum tidur, membangunkanku setiap malam untuk Qiyamul lail. Rasa rinduku pada Raihana mulai tumbuh.

***
Disebuah kaffe yang berada di kawasan kampus, Aku bertemu dengan teman-temanku sesama dosen, ia menceritakan kisah hidupnya yang pernah menikahi wanita Mesir. Ia sempat gila dan ingin memutuskan akhir hidupnya. Kisah temanku menyadarkan betapa beruntungnya aku dapat menikahi gadis jawa yang lugu, sopan, patuh,dan pintar. Aku semakin tersadar dan memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Raihana. Aku berjalan dipinggir toko dan melihat baju setelan. Aku berpikir Raihana pasti cantik dengan balutan setelan itu, aku pun langsung membelinya.
Diperjalanan aku sudah tidak sabar ingin bertemu Raihana yang sudah lama tidak bersamaku. Ketika sesampainya disana. Aku heran ibu mertuaku memandang denga penuh kepiluan. Aku srmakin bertanya-tanya "Mana Raihana?", ibu yang menjawab dengan terbata-bata mencengangkan seluruh ragaku dengan perkataan "Raihana sudah meninggal seminggu yang lalu". Bagiku semua itu seperti petir di siang bolong yang menyambarkan dan masuk ke aliran darah, meremukan jantungku. Aku menangis tidak percaya begitu saja Raihana meninggalkanku untuk selama-lamanya. Ibu memberikan surat padaku dari Raihana yang isinya bahwa Riahana mempunyai tabungan di Bank dan bukunya dibawah tempat tidur dan didalam surat itu Raihana menitipkan pesan yaitu "jaga dirimu mas baik-baik". Aku semakin menyesal, hidupku penuh dengan sesak penyesalan. Ibu membawa ku ke tempat peristirahatan terakhir Raihana. Aku semakin tak bisa membendung air mata dan seketika itu memudarkan pesona cleopatra.

Tujuan penulisan buku
Untuk menghibur para pembaca sekaligus menjadi sarana untuk membangun jiwa islami.

Tujuan penulisan resensi
Untuk mengulas kembali makna yang terkandung dalam cerita tersebut.

Unsur intrinstik novel
Tema          : Romansa religius
Alur            : Maju
Penokohan : Aku       = Keras kepala
                      Raihana = Sabar, baik hati, dan pintar
Latar          : Tempat  : Rumah "aku dan Raihana
                     Waktu    : Siang,sore, malam, dan pagi
                     Suasana  : Mencengangkan

Kelebihan:
Novel Mini ini dapat menyadarkan bagi orang yang menganggap kecantikan itu segalanya. Dari segi penggunaan bahasa rapih sehingga mudah dimengerti . Singkat, padat, dan jelas. Penulis dapat membawa seorang pembaca seperti memerankan atau
melibatkan tokoh tersebut. Meskipun bertemakan Cinta tapi tidak vulgar. Bagi saya Novel Mini ini layak untuk dibaca oleh semua kalangan.

Kekurangan:
Covernya sedikit kurang menarik perhatian.

Latar belakang pengarang
Habiburrahman El-Shirazy lahir tanggal  30 September 1976

Kebermanfaatan:
Novel Mini ini memberikan pesan bahwa tokoh "AKU" sangat patuh pada ibunya.
Menyadarkan pada bagi siapa saja yang menganggap bahwa kecantikan itu segalanya.


Kesimpulan dan Saran
Penyesalan selalu datang di akhir masalah, oleh karena itu bersyukurlah apa yang Allah anugerahkan pada kita dan kecantikkan bukan dari segalanya.Ketaqwaan pada Maha Penciptalah yang dapat mengabadikan Hidup ini. Novel ini bagus untuk mengisi waktu luang dan untuk sedikit memuhasabah diri. Apalagi novel ini sangat cocok “Untuk mereka yang bersalah karena menganggap kecantikan adalah segalanya.”


Sukabumi, 13 Januari 2012


Wilda Aqthori

1 Response to Resensi Novel Mini "Pudarnya Pesona Cleopatra"

3 Januari 2012 pukul 15.32

subhanallah......

Posting Komentar